Selasa, 24 Desember 2013

SENYAWA KLOR


SENYAWA KLOR

I. Tujuan
  • Mengetahui kelarutan dan stabilitas garam klorida
  • Mempelajari pembentukan kompleks logam transisi dengan ion klorida
II.Dasar Teori
Unsur-unsur halogen dapat diidentifikasi warn adan sifatnya. Misalnya Cl: berupa gas kuning kehijauan pada suhu kamar, non-polar, kelarutan dalam air kecil dan larut dalam pelarut non-polar.
Semua halogen dapat mengoksidasi air menjadi gas O2 dan bukan merupakan oksidator kuat. Larutan halogen tidak stabil karena cenderung mengalami auto-oksidasi atau auto-reduksi, proses ini disebut disporposionasi:

2 Cl2(aq) + 2 H2O  HClO(aq) + 2HCl(aq)

Pada reaksi tersebut Cl2 mengalami reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Pemutih klorin (bleaching agent) mengandung larutan hipoklorit (NaOCl). Ion ClO merupakan suatu oksidator, daya oksidasinya sama dengan klorin namun ion ClO berbeda dengan Cl- sebab asam hipoklorit, HclO adalah asam lemah dan ion ClO- adalah basa yang cukup kuat.
Klor digunakan secara luas dalam pembuatan banyak produk sehari-hari. Klor digunakan untuk menghasilkan air minum yang aman hampir diseluruh dunia. Bahkan, kemasan air terkecilpun sudah terklorinasi.
Kebanyakan klor diproduksi untuk digunakan dalam pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi, pemutihan kertas, desinfektan dan proses tekstil. Lebih jauh lagi, klor digunakan untuk pembuatan klorat, kloroform, karbon tetrakorida dan ekstraksi brom.
Pemutih klorin (bleaching agent) mengandung larutan hipoklorit (NaOCl), ion ClO- merupakan suatu oksidator, daya oksidasinya sama dengan klorin namun ion ClO- berbeda dengan Cl sebab asam hipoklorit, HclO adalah asam lemah dan ion ClO- adalah basa yang cukup kuat, sedangkan Cl- mempunyai sifat netral dan merupakan basa konjugasi dari HCl kuat. Ion klorida membentuk endapan dengan ion-ion Ag+, Pb+, dan Hg+, berperan sebagai ligan dalam pembentuka kompleks yang diamati melalui perubahan warna dan melarutnya endapan atau padatan.

III.Alat dan Bahan
       Alat 
       -     Pipet tetes
       -     Rak tabung reaksi
       -     Gelas ukur
       -     Tabung reaksi
      Bahan 
       -     NaCl 0,1 M
       -     AgNO3 0,1 M
       -     NH3 6M
       -     CuSO4 0,1 M
       -     Lakmus merah biru
       -     NaOCl 5% ( baycline)
       -     NaOH 6 M
       -     KI 0,1 M
       -     KBr 0,1 M
       -     n-heksana atau petroleum eter
       -     HCl pekat

Cara Kerja
A.   Ion Klorida (Cl-)
a.    Kelarutan dan kestabilan garam klorida
1.    Dimasukkan 1 ml NaCl dan 1 ml Ag2SO4 kedalam tabung reaksi
2.    Larutan diaduk hingga merata agar endapan yang terbentuk larut
3.    Ditambahkan HNO3 sedikit berlebih dan diaduk
4.    Diamati perubahan yang terjadi

b.    Kompleks logam transisi dengan ion Cl-
1.      Dimasukkan 2 mL CuSO4 0,1 M + 2ml HCl pekat kedalam tabung reaksi
2.      Campuran diencerkan dengan 5 ml aquadest dan diamati yang terjadi
3.      Ditambahkan 3 ml HCl pekat ke dalam AgNO3 0,1 M
4.      Diaduk beberapa menit agar endapan larut kembali
5.      Dimasukkan 1 ml NaCL + 1 ml AgNO3 ke dalam tabung
6.      Campuran diencerkan dengan 5 ml aquadest. Diamati yang terjadi

B.    Ion Hipoklorit (ClO-)
a.    Reaksi Lakmus
1.    Diteteskan larutan NaOCl 5% pada kertas lakmus merah dan biru
2.    Diamati perubahan warna yang terjadi

b.    Reaksi dengan AgNO3
1.    Dimasukkan 1 ml AgNO3 0,1 M + 3 ml NaOCl ke dalam tabung reaksi
2.    Diamati endapan yang terbentuk
3.    Ditambahkan HNO3 6 M
4.    Dibandingkan dengan campuran NaOH 6 M dengan AgNO3
5.    Diamati perubahan yang terjadi

c.     Daya Oksidasi
1.    Dimasukkan 2 ml KI 0,1 M dan 1 ml n-heksana ke dalam tabung (kerjakan di luar asam)
2.    Beberapa tetes larutan NaOCl 5% ditambahkan sambil diaduk
3.    Dicatat perubahan warna yang terjadi pada lapisan heksana (hindari kelebihan NaOCl karena dapat menghilangkan warna I2)

IV.Data Pengamatan
1.       Kelarutan dan kestabilan garam klorida
Terbentuk asap putih
2.       Kompleks logam transisi dengan iom Cl
no
Perlakuan dan Reaksi
Hasil Pengamatan
1
CuSO4 + HCl     à    CuCl2 + H2SO4
Warna biru CuSO4 sedikit memudar
2
AgNO3 + HCl   à     AgCl + HNO3
Terbentuk endapan putih keabuan
3
NaCl + AgNO3 à     AgCl + NaNO3
Warna larutan keruh dan terbentuk endapan putih keabuan
3.      Reaksi Lakmus
                 Bersifat basa karena membirukan lakmus merah
4.      Reaksi dengan AgNO3
no
Perlakuan reaksi
Hasil pengamatan
1
AgNO3 + NaOCl    à      AgCl + NaNO3
Larutan putih susu dan menghasilkan endapan putih
2
Reaksi (1) + HNO3
Larutan bening dan menghasilkan endapan putih
3
NaOH + AgNO3    à    Ag(OH) + NaNO3
Menghasilkan endapan coklat
4
Reaksi (3) + HNO3
Larutan menjadi lebih bening dan endapan cokla

5.       Daya Oksidasi
no
Perlakuan reaksi
Hasil pengamatan
1
KI + NaOCl   à        NaI + KOCl
Menghasilkan larutan orange dengan endapan hitam
2
KBr + NaOCl   à    KCl + NaOBr
Larutan menjadi kuning
3
KI + eter + NaOCl + HCl
Terbentuk dua lapisan dengan lapisan atas merah bata dan lapisan bawah bening (cincin coklat)


  V. Pembahasan
            Pada praktikum kali ini membahas tentang sifat-sifat dari senyawa klorin. Percobaan pertama adalah kelarutan dan stabilitas garam klorida, dengan mereaksikan antara NaCl dengan AgNO3. Secara Teori terbentuk endapan putih AgCl yang seperti dadih. Endapan tidak larut dalam air, tetapi larut dalam amonia encer dan dalam larutan – larutan kalium sianida dan tiosulfat. Setalah itu diteteskan kembali NH3 dan endapan dadih putih menjadi larut dan terbentuk gas Cl2 yang berbentuk asap putih dan setelah ditambahkan HNO3 endapan menjadi hilang dan keadaan asam membuat suhu larutan menjadi naik dan terjadi reaksi eksoterm (suhu meningkat). Namun dalam praktikum yang dilakukan endapan tidak larut dalam amonia maupun dalam asam nitrat.
                        NaCl + AgNOè NaNO3  + ↓AgCl
                        AgCl ↓ + 2NH3 → [Ag(NH3)2]+ + Cl-
                        [Ag(NH3)2]+ + Cl- + 2H+ → AgCl ↓ + 2NH4+
Pada percobaan yang kedua adalah pembentukan kompleks logam transisi dengan ion Cl-. Ion Cl- dapat membentuk kompleks logam transisi. Pencampuran CuSO4 dengan HCl membuat warna biru CuSO4 sedikit memudar. Hal ini disebabkan karena CuSO4 sendiri dapat bereaksi dengan HCl membentuk asam sulfat dan tembaga diklorida sebagai hasil sampingnya. Asam sulfat inilah yang menyebabkan warna biru menjadi memudar hampir menjadi warna hijau tua. Sedangkan pencampuran AgNO3 dengan  HCl terbentuk endapan putih keabuan

Percobaan yang ketiga adalah reaksi lakmus. Hal ini menunjukkan bahwa NaOCl adalah larutan yang bersifat basa, karena mampu membirukan lakmus merah. Percobaan keempat, adalah reaksi dengan AgNO3. Hasilnya ketika NaOCl ditambahkan AgNO3 terbentuk endapan berwarna putih dan larutan berwarna putih susu.
2NaOCl + 2AgNO3 → 2AgCl↓ + 2NaNO3 + O2 
 2HNO3 + NaOCl + AgNO3 → AgCl + NaNO3 + H2O
 NaOH + AgNO3 → AgOH + NaNO3
Percobaan yang terakhir adalah daya oksidasi ion ClO- dengan menggunakan KBr, KI dan C6H12. Ion ClO- memiliki daya oksidasi yang besar karena merupakan oksidator kuat yang dapat larut dalam air dingin. Reaksi antara KI dengan NaOCl membentuk larutan berwarna orange disertai dengan adanya endapan hitam. Reaksi antara KBr dengan NaOCl menghasilkan larutan berwarna kuning. Pada reaksi KI dan n-heksana dan diteteskan dengan HCl, reaksi membentuk larutan dengan 3 lapisan. Penambahan HCl menyebabkan BR teroksidasi karena suasana berubah menjadi asam, sehingga daya oksidasi Cl meningkat.
VI.Kesimpulan
1.      Natrium Hipoklorit (NaOCl) bersifat basa.  
2.      Senyawa klor memiliki daya oksidasi yang kuat
3.      Pembentukan perbedaan lapisan dalam larutan hasil reaksi disebabkan oleh perbedaan kepolaran dan berat jenis.

VII.DAFTAR PUSTAKA
·         Chalid, Sri Yadial.2011.Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
·         Vogel bag-1.1985.Buku teks analisis anorganik kualitatif. Jakarta : PT. Kalman media pusaka 
·         Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Jilid 2. Jakarta : Kalman Media Pusaka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar