I. TUJUAN
Mengetahui
prosedur pembuatan garam mohr atau besi
(II) ammonium sulfat (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
II. DASAR
TEORI
Unsur besi (Fe) dalam
suatu sistem Periodik Unsur (SPU) termasuk ke dalam golongan VIII. Besi dapat
dibuat dari biji besi dalam tungku pemanas. Biji besi biasanya mengandung Fe2O3
yang dikotori oleh pasir (SiO2) sekitar 10%, serta sedikit senyawa
sulfur, fosfor, aluminium, dan mangan. Besi dapat pula dimagnetkan.
Endapan pasir besi, dapat
memiliki mineral-mineral magnetik seperti magnetik (Fe3O4),
hematit (α- Fe2O3), dan maghemit (γ- Fe2O3).
Mineral-mineral tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai bahan
industri. Magnetit, misalnya, dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk tinta
kering (toner) pada mesin photo-copy dan printer laser, sementara maghemit
adalah bahan utama untuk pita-kaset.
Ion besi (II) dapat mudah
dioksidasikan menjadi Fe (III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat. Semakin
kurang asam larutan itu, semakin nyatalah efek ini; dalam suasana netral atau
basa bahkan oksigen dari atmosfer akan mengoksidasikan ion besi (II).
Garam-garam besi (III) atau feri diturunkan dari oksida besi (III), Fe2O3.
Mereka lebih stabil daripada garam besi (II). Dalam larutannya, terdapat
kation-kation Fe3+ yang berwarna kuning muda; jika larutan
mengandung klorida, warna menjadi semakin kuat. Zat-zat pereduksi mengubah ion
besi (III) menjadi besi (II). Ion ferro [Fe(H2O)6]2+
memberikan garam berkristal.
Besi yang sangat halus
bersifat pirofor. Logamnya mudah larut dalam asam mineral. Dengan asam bukan
pengoksidasi tanpa udara, diperoleh Fe2+. Dengan adanya udara atau
bila digunakan HNO3 encer panas, sejumlah besi menjadi Fe (III).
Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi, pada mana dihasilkan
garam-garam besi (II) dan gas hydrogen. Besi murni cukup reaktif. Dalam udara
lembap cepat teroksidasi memberikan besi (III) oksida hidrat (karat) yang tidak
sanggup melindungi, karena zat ini hancur dan membiarkan permukaan logam yang
baru terbuka.
Pemisahan pasir besi
dilakukan dengan cara mekanik, yaitu menggunakan mekanik separator, dengan cara
ini dihasilkan konsentrasi pasir besi. Selanjutnya dengan menambahkan bahan
pengikat dan memanaskan kuat, konsentrasi pasir besi dijadikan butiran besi
(pellet). Pellet ini dapat dibentuk menjadi besi setengah jadi (billet).
Pemisahan besi dilakukan
dengan mereduksi besi oksida menggunakan kokas dalam tanur. Besi yang diperoleh
mengandung 95% Fe dan 3-4% O, serta sedikit campuran besi kasar lantakan
(pigiron). Besi tuang diperoleh dengan menuangkan besi kasar dan rapuh dan
hanya digunakan jika tidak menahan getaran mekanik atau panas misalnya pada
mesin dan rem.
Suatu bahan yang digunakan dalam proses peleburan besi
yaitu biji besi, batu kapur (CaCO3) dan kokas(C). Semua dimasukkan
dari atas menara. Pada bagian bawah dipompakan udara yang mengandung oksigen.
Salah satu kereakitfan besi yang merugikan secara ekonomi adalah korosi,
penyebabnya adalah udara dan uap air membentuk Fe2O3.
Bilangan oksidasi besi adalah +2 dan +3, tetapi umumnya besi (II) lebih mudah
teroksidasi spontan menjadi besi (III). Oksidasi besi yang telah dikenal adalah
FeO, Fe2O3, dan Fe3O4. Oksidasi FeO
sulit dibuat karena terdisproporsionasi menjadi Fe dan Fe2O3.
Adapun sifat-sifat yang
dimiliki dari unsur besi yaitu besi mudah berkarat dalam udara lembab dengan
terbentuknya karat (Fe2O3.nH2O), yang tidak
melindungi besinya dari perkaratan lebih lanjut, maka dari itu biasanya besi di
tutup dengan lapisan logam zat – zat lain seperti timah, nikel, seng dan lain –
lain. Suatu besi jika dalam keadaan pijar besi dapat menyusul O dan H2O
(uap) dengan membentuk H2 dan Fe3O4. Sedangkan
jika di pijarkan di udara, besi akan membentuk Fe2O3
(ferri oksida) dan menggerisik, serta jika suatu besi tidak termakan oleh basa,
besi dapat larut dalam asam sulfat encer dan asam klorida dengan membentuk H2,
asam sulfat pekat tidak memakan besi.
Garam-garam unsur triad besi biasanya terkristal dari
larutan sebagai hidrat. Jika diletakkan pada uap lembab atmosfer, tergantung
pada tekanan parsial H2O, hidrat dapat terjadi dalam warna-warna
yang berbeda. Pada udara kering, air hidrat lepas dan padatan berangsur-angsur
berubah warna menjadi merah muda. Senyawa besi (II) menghasilkan endapan biru
turnbull, jika direaksikan dengan heksasianoferrat (III).
Besi membentuk dua deret garam yang penting. Garam-garam
besi (II) (atau ferro) diturunkan dari besi (II) oksida , FeO. Dalam larutan,
garam-garam ini mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau.
Ion-ion gabungan dan kompleks-kompleks yang berwarna tua adalah juga umum. Ion
besi (II) dapat mudah dioksidasi menjadi besi (III), maka merupakan zat
pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu, semakin nyatalah efek ini,
dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan mengoksidasi
ion besi (II). Maka larutan besi (II) harus sedikit asam bila ingin disimpan
untuk waktu yang agak lama.
Garam Mohr (NH4)2SO4.[Fe(H2O)6]SO4
cukup stabil terhadap udara dan terhadap hilangnya air, dan umumnya dipakai
untuk membuat larutan baku Fe2+ bagi analisis volumetrik dan sebagai
zat pengkalibrasi dalam pengukuran magnetik. Sebaiknya FeSO4.7H2O
secara lambat melapuk dan berubah menjadi kuning coklat bila dibiarkan dalam
udara. Penambahan HCO3- atau SH- kepada
larutan akua Fe2+ berturut-turut mengendapkan FeCO3 dan
FeS. Ion Fe2+ teroksidasi dalam larutan asam oleh udara menjadi Fe3+.
Dengan ligan-ligan selain air yang ada, perubahan nyata dalam potensial bias
terjadi, dan system Fe2+ – Fe3+ merupakan contoh yang
baik sekali mengenai efek ligan kepada kestabilan relatif dari tingkat oksidasi.
Ion ferro [Fe(H2O)6]2+ memberikan garam
berkristal. Garam mohr (NH4)2SO4. Fe(H2O)6
SO4 cukup stabil terhadap udara dan terhadap hilangnya air,
dan umumnya dipakai untuk membuat larutan baku Fe2+ bagi analisis
volumetri, dan sebagai zat pengkalibrasi dalam pengukuran magnetik. Sebaliknya
FeSO4.7H2O secara lambat melapuk dan berubah menjadi kuning
cokelat bila dibiarkan dalam udara.
III. METODE PENELITIAN
A. ALAT DAN
BAHAN
Alat :
◦ beaker glass
◦ Erlenmeyer
◦ gelas ukur
◦ kertas saring
◦ corong
◦ batang pengaduk
◦ timbangan analitik
◦ heater
◦ pH indikator
◦ alumunium foilBahan :
◦ Serbuk besi
◦ Asam sulfat 10%
◦ Ammonia pekat
B. PROSEDUR
KERJA
a. Larutan A
1). Dilarutkan 3.5
gram serbuk besi ke dalam 50 mL asam sulfat 10%
2). Dipanaskan
hingga semua serbuk besi larut, dan disaring saat masih dalam keadaan panas
3). Ditambahkan
sedikit asam sulfat pekat dan diuapkan hingga larutan
b. Larutan B
1). Dinetralkan 50 ml H2SO4 10% dengan
amoniak. 2). Diuapkan larutan NH3 sampai jenuh.
c. Dicampurkan larutan A dan B
1). Sementara panas, dicampurkan larutan A dan B2). Didinginkan larutan yang diperoleh hingga terbentuk kristal berwarna hijau muda
3). Garam Mohr murni dapat diperoleh dengan cara dilarutkan kembali dalam sedikit mungkin air panas
4). Dibiarkan mengkristal
5). Ditimbang garam Mohr yang diperoleh
6). Dihitung tingkat kemurnian kristal
V. HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Perhitungan
◦
Mencari mol garam
mohr
Mol Fe = mol garam mohr
Mol Fe = gr Fe/ Mr Fe
= 3.5 /56
= 0.0625 Mol
Mol Fe = mol garam mohr
Mol Fe = gr Fe/ Mr Fe
= 3.5 /56
= 0.0625 Mol
◦
Mencari massa
garam mohr
Gr = Mol Mohr x Mr Mohr
= 0.0625 x 390
= 24.375 gr
Gr = Mol Mohr x Mr Mohr
= 0.0625 x 390
= 24.375 gr
◦
Kemurnian
Kemurnian = Garam mohr percobaan / Garam mohr teori x 100 %
= 5.15 gr / 24.375 gr x 100 %
= 0.00211 %
Kemurnian = Garam mohr percobaan / Garam mohr teori x 100 %
= 5.15 gr / 24.375 gr x 100 %
= 0.00211 %
Pada
percobaan ini dilakukan pembuatan garam mohr atau besi (II) ammonium sulfat (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O.
Pada praktikum ini garam mohr dibuat
dari reaksi besi dengan asam sulfat dan larutan amoniak. Besi yang digunakan
dalam percobaan ini adalah besi serbuk. Maksud penggunaan besi serbuk ini
adalah mempercepat reaksi, karena laju reaksi berbanding lurus dengan luas
permukaan zat. Besi direaksikan dengan H2SO4 dengan
pemanasan. Saat dipanaskan dengan asam sulfat perlahan-lahan serbuk besi larut,
hal ini disebabkan karena asam sulfat merupakan
pelarut yang mengandung proton yang dapat diionkan dan bersifat asam
kuat atau lemah. Tujuan pemanasan yang dilakukan pada pelarutan ini untuk
menghilangkan gas H2 dan mempercepat pembentukan ion Fe2+
yang ditandai dengan terbentuknya hablur berwarna kehijauan. Selain itu,
pemanasan mempercepat terjadinya reaksi antara besi dengan asam sulfat sehingga
hampir semua serbuk besi dapat melarut.
Langkah selanjutnya adalah menetralkan H2SO4
dengan NH3. sehingga dihasilkan larutan (NH4)2SO4
dengan pH=7 (netral). Larutan ini kemudian dipanaskan sampai jenuh (volume
menjadi setengahnya) dengan tujuan untuk menguapkan NH3 yang mungkin
tidak bereaksi dengan H2SO4.
Penambahan
(NH4)2SO4 ini dilakukan dalam keadaan panas
sehingga terbentuk larutan berwarna jernih kehijauan (telah terbentuk garam
mohr). Larutan ini kemudian diuapkan sampai volumenya tinggal setengah, lalu
didinginkan. Garam Mohr
murni dapat diperoleh dengan cara dilarutkan kembali dalam sedikit mungkin air
panas. Kemudian dibiarkan mengkristal hingga
terbentuk kristal garam mohr berupa kristal monoklin yang berwarna hijau
kebiruan karena adanya Fe dengan (NH4)2SO4 yang
membentuk senyawa kompleks.
Reaksi yang terjadi selama proses sintesis garam mohr adalah sebagai berikut :
Reaksi yang terjadi selama proses sintesis garam mohr adalah sebagai berikut :
NH3 + H2O ----> NH4OH
2 NH4OH + H2SO4 ----> (NH4)2SO4 + 2 H2O
Fe + H2SO4 ----> FeSO4 + H2
(NH4)2SO4 + Fe + 6 H2O ----> (NH4)2SO4.[Fe(H2O)6]SO4
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, diketahui garam mohr yang dihasilkan adalah 5.15 gram, dengan tingkat
kemurnian sebesar 0.00211 %.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa garam mohr dibuat dari reaksi besi dengan asam
sulfat dan larutan amoniak. Diketahui
bahwa Garam Mohr yang dihasilkan adalah 5.15 gram, dengan tingkat kemurnian
sebesar 0.00211 %.
VII. DAFTAR
PUSTAKA
Cotton
and Wikinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar.
Jakarta: UI- Press.
Harjadi,
W. 1989. Ilmu Kimia Analitik Dasar.
Jakarta: Erlangga.
Chalid, Sri Yadial. 2011. Penuntun
Praktikum Kimia Anorganik. Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah.
LAMPIRAN
Gambar 1.
Garam mohr yang sedang disaring
Gambar 2 dan
3. Garam mohr yang telah disaring
Tidak ada komentar:
Posting Komentar