Jumat, 01 November 2013

Pengujian tawas dalam penjernihan air


Dasar Teori
Kekeruhan dalam air dapat dihilangkan melalui penambahan sejenis bahan kimia yang disebut koagulan. Pada umumnya bahan seperti Aluminium sulfat [Al2(SO4)3.18H2O] atau sering disebut alum atau tawas, fero sulfat, Poly Aluminium Chlorida (PAC) dan poli elektrolit organik dapat digunakan sebagai koagulan.
Tawas adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat isomorf. Tawas ini dikenal dengan nama KAl(SO4)2.12 H2O yang dikenal banyak sebagai koagulan didalam pengolahan air maupun limbah. Sebagai koagulan alum sulfat sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspensi. Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari molekul air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum kalium merupakan senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus ketika kalium sulfat dan aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan didinginkan. Larutan alum kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium memiliki titik leleh 900oC. Kalium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas kalium) dengan rumus KAl(SO4)2.12H2O digunakan dalam pemurnian air, pengolahan limbah, dan bahan pemadam api. 
 
Tujuan Penelitian
Menguji daya serap tawas yang telah dibuat
Membandingkan daya serap tawas dengan variasi massa
Alat dan Bahan
Alat : tabung reaksi, rak tabung reaksi, stirer, timbangan analitik,
Bahan : tawas (yang telah dibuat sendiri), air sungai
Prosedur kerja
Tawas ditimbang masing-masing dengan massa 0.2 gram ; 0.4 gram ; 0.6 gram dan 1 gram.
Dimasukkan kedalam 4 tabung reaksi masing-masing 10 ml air sungai.
Dimasukkan tawas ke dalam tabung reaksi.
Dihomogenkan dan didiamkan.
                         
Pembahasan
Tawas yang telah terbentuk, diuji pada air sungai  untuk dimurnikan. Air sungai di ambil 20 ml  lalu dituangkan pada 4 tabung reaksi masing-masing berisi 10 ml. Berdasarkan hasil pengamatan, air sungai yang menghasilkan paling banyak endapan adalah air sungai yang diberi tawas 1 gram dan tidak ada endapan pada air sungai dangan tawas 0.2 gram, dan ada sedikit endapan pada air sungai dengan tawas 0.4 dan 0.6 gram. Hal ini menunjukkan semakin besar jumlah tawas yang diberi maka semakin banyak endapan yang dihasilkan dan semakin jernih hasil airnya.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, disimpulkan bahwa semakin besar jumlah tawas yang diberi maka semakin banyak endapan yang dihasilkan dan semakin jernih hasil airnya. Pada percobaan ini tabung reaksi yang berisi tawas 1 gram yang paling bagus untuk menjernihkan air.
Daftar Pustaka
Anwar, Tauhid. 2012. Manfaat Tawas. http://tauhid-anwar.blogspot.com/2012/10/manfaat-tawas.html diakses pada 10 Oktober 2013
Vogel. 2005. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Kelima. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka

Perbandingan tawas, batu bata, zeolit sebagai adsorben dalam penjernihan air


Dasar Teori
Adsorpsi menyatakan adanya proses penyerapan suatu zat oleh adsorben. Adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya tarik atom atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat cair, mempunyai gaya adsorpsi. Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap masuk ke dalam absorbens sedangkan pada adsorpsi zat yang diserap hanya terdapat pada permukaannya.
Adsorben ialah zat yang melakukan penyerapan terhadap zat lain (baik cairan maupun gas) pada proses adsorpsi. Umumnya adsorben bersifat spesifik, hanya menyerap zat tertentu. Dalam memilih jenis adsorben pada proses adsorpsi, disesuaikan dengan sifat dan keadaan zat yang akan diadsorpsi. Adsorben yang paling banyak dipakai untuk menyerap zat-zat dalam larutan adalah arang. Karbon aktif yang merupakan contoh dari adsorpsi, yang biasanya dibuat dengan cara membakar tempurung kelapa atau kayu dengan persediaan udara (oksigen) yang terbatas. Tiap partikel adsorben dikelilingi oleh molekul yang diserap karena terjadi interaksi tarik menarik. Zat ini banyak dipakai di pabrik untuk menghilangkan zat-zat warna dalam larutan. Penyerapan bersifat selektif, yang diserap hanya zat terlarut atau pelarut sangat mirip dengan penyerapan gas oleh zat padat. Zeolit umumnya didefinisikan sebagai kristal alumina silika yang berstruktur tiga dimensi, yang terbentuk dari tetrahedral alumina dan silika dengan rongga-rongga di dalam yang berisi ion-ion logam, biasanya alkali atau alkali tanah dan molekul air yang dapat bergerak bebas. zeolit oleh para peneliti dijadikan sebagai mineral serba guna.

Tujuan Penelitian
Membandingkan tawas, batu bata, zeolit sebagai adsorben dalam penjernihan air.
Mengetahui adsorben yang memiliki daya serap paling baik.
Alat dan Bahan
Alat : tabung reaksi, rak tabung reaksi, stirer,
Bahan : FeCl3 1%, zeolit, tawas (pasar), serbuk batu bata.
Prosedur kerja
Disiapkan alat dan bahan.
Dimasukkan 10 ml FeCl3 1% ke dalam 3 tabung reaksi.
Dimasukkan masing-masing 5 gram tawas, serbuk batu bata, dan zeolit ke 3 tabung rekasi.
Dihomogenkan dan didiamkan.
Diamati apa yang terjadi.

Pembahasan
Pada Pemurnian FeCl3, tawas dibandingkan dengan 2 adsorben lainnya yaitu zeolit dan batu bata. Berdasarkan hasil dari penelitian, air sungai yang paling jernih adalah air yang diberi adsorben zeolit sebagaimana pada gambar 1. Dan air sungai yang memiliki tingkat kekeruhan paling besar adalah air yang diberi adosrben batu bata. Sifat zeolit sebagai adsorben dan penyaring molekul yang baik, dimungkinkan karena struktur zeolit yang berongga, sehingga zeolit mampu menyerap sejumlah besar molekul yang berukuran lebih kecil atau sesuai dengan ukuran rongganya. Selain itu kristal zeolit yang telah terdehidrasi merupakan adsorben yang selektif dan mempunyai efektivitas adsorpsi yang tinggi.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, disimpulkan bahwa adsorben yang memiliki daya serap paling baik adalah zeolit.
Daftar Pustaka
Brady, James. 1999. Kimia Universitas. Jakarta: Binarupa Aksara.
Wibawa, Indra. Makalah Kimia Fisik II: Adsorpsi.. Lampung: Universitas Lampung 
Lampiran