I.
PENDAHULUAN
1.
Latar belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai bahan-bahan yang memiliki kandungan
hidrogen seperti Air, Minyak Bumi, dan Bahkan Kotoran Manusia/Hewan. Praktikum
kali ini akan mencoba membuat gas hidrogen murni yang berasal dari logam
Alumunium yang direaksikan dengan caustic soda (NaOH).
Logam
Alumunium dipilih karena rekasinya yang kuat serta dalam waktu yang singkat menghasilkan gas hidrogen jika
direaksikan dengan basa kuat, diantaranya natrium hidroksida.
Ada
beberapa metode pembuatan gas hidrogen yang telah kita kenal. Namun semua
metode pembuatan tersebut prinsipnya sama, yaitu memisahkan hidrogen dari unsur
lain dalam senyawanya. Tiap-tiap metode memiliki keunggulan dan kekurangan
masing-masing. Tetapi secara umum parameter yang dapat dipertimbangkan dalam
memilih metode pembuatan H2 adalah biaya, emisi yang dihasilkan,
kelaikan secara ekonomi, skala produksi dan bahan baku.
Pembuatan
gas hidrogen cukup mudah tapi harus berhati-hati karena kesalahan dapat mengakibatkan
gas meledak karena sifatnya yang mudah terbakar dan mudah meledak.
2. Tujuan Praktikum
2.1 Memproduksi gas hidrogen dengan metode sederhana
2.2 Menghitung
volume gas hidrogen yang dihasilkan
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
1. Hidrogen
Hidrogen berasal dari bahasa latin
hydrogenium atau bahasa Yunani hydro yaitu air dan genes yang berarti
pembentukan. Hidrogen telah digunakan bertahun-tahun sebelum akhirnya
dinyatakan sebagai unsur yang unik oleh Cavedish pada tahun 1776. Hidrogen
diperkirakan membentuk komposisi lebih dari 90% atom-atom di alam semesta (sama
dengan tiga perempat masa alam semesta). Unsur ini ditemukan di bintang-bintang
dan memainkan peranan yang penting dalam memberikan sumber energi jagad raya melalui
reaksi-reaksi proton-proton dan siklus karbon-nitrogen. Proses fusi atom-atom
hydrogen menjadi helium di matahari menghasilkan jumlah energi yang sangat
besar. Hydrogen dalam bnetuk cair sangat penting untuk bidang penelitian suhu
rendah (cryogenics) dan studi uperkonduktivitas karena titik cairnya hanya 20
derajat di atas 0 Kelvin (Porwoko, 2001: 321).
Hydrogen adalah unsur tersederhana
terdiri dari satu proton dan satu elektron, dan paling melimpah di alam
semesta. Di bumi kemelimpahannya ketiga setelah oksigen dan silikon sekitar 1%
massa semua unsur di bumi. Sebagian besar hydrogen di bumi ada sebagai air.
Karena kepolarannya dapat berubah dengan mudah antara hidrida (H ), atom (H)
dan proton (H+), hydrogen juga membentuk berbagai senyawa dengan banyak unsur
termasuk oksigen dan karbon. Oleh karena itu, hydrogen sangat penting dalam
kimia (Saito, 2008: 55).
Hidrogen adalah gas yang tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Hidrogen atau H2 mempunyai
kandungan energi per satuan berat tertinggi, dibandingkan dengan bahan bakar
manapun.
2. Alumunium
Alumunium termasuk unsur yang banyak terdapat di kulit
bumi. Umumnya Alumunium ditemukan
bergabung dengan silikon dan oksigen, seperti dalam alumininosilikat, yang
terdapat dalam karang sebagai granit dan tanah liat. Logam aluminium berwarna
putih, mengkilat, mempunyai titik leleh tinggi yaitu sekitar 660oC, moderat
lunak dan lembek lemah jika dalam keadaan murni, tetapi menjadi keras dan lunak
jika dibuat paduan dengan logam-logam lain. Densitasnya dangat ringan sebesar
2,73 gcm-3. Alumunium merupakan
konduktor panas dan konduktor listrik yang baik, namun sifat ini lebih rendah
dibandingkan dengan sifat konduktor tembaga. Atas dasar sifat-sifat tersebut,
logam aluminium sangat banyak manfaatnya. Dalam industri rumah tangga, misalnya
untuk peralatan masak/dapur, dalam induustri makanan misalnya untuk pembungkus
makanan, kaleng minuman, pembugkus pasta gigi dan lain sebagainya. Serbuk Alumunium terbakar dalam api menghasilkan debu awan Alumunium oksida.
III.
ALAT
DAN BAHAN
1. Botol kaca
2. Balon
3. Beaker glass sebagai pendingin botol
4. Benang
5. Air
6. Caustic soda
7. Aluminium foil
IV.
LANGKAH KERJA
1. Timbang Aluminium foil masing-masing dengan berat 0.1 g; 0.2 g ;0.4 g; 0.8 g
2. Isi Beaker glass dengan air sampai 1/2 nya.
3. Isi botol dengan caustic soda (NaOH) 50 ml
4. Masukkan Aluminium foil 0.1 g ke dalam botol.
5. Tutuplah botol dengan balon.
6. Rendamlah botol dalam air pada Beaker glass yang telah diisi
air.
7. Amati apa yang terjadi
8. Setelah balon melembung besar, lepaslah dari botol dan ikatlah
dengan benang.
9.
Ulangi percobaan pertama dengan Aluminium foil 0.2 g ;0.4 g; 0.8 g
masing-masing menggunakan NaOH 50 ml.
10.
Ukur keliling setiap balon, hitung volume gas hidrogen yang dihasilkan.
11.
Uji balon dengan membasahi tisu yang telah dipasang pada balon dengan etanol,
kemudian tisu tersebut dibakar dengan api.
12.
Lalu amati apa yang terjadi.
V. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Reaksi
Aluminium foil dengan NaOH menghasilkan produk berupa gas hidrogen.
Dengan persamaan
reaksi : 2Al(s) + 6H2O
2Al (OH)3
+ 3H2(g)
No.
|
Aluminium
Foil
|
Keliling balon
|
1
|
0.1 g
|
19.2 cm
|
2
|
0.2 g
|
21 cm
|
3
|
0.4 g
|
37.5 cm
|
4
|
0.8 g
|
28.6 cm
|
Volume gas hidrogen secara teoritis
n Al= 0.1/2.7= 3.7 mmol
n NaOH= 2x50=100 mmol
2Al(s) + 6H2O → 2Al (OH)3
+ 3H2(g)
m= 3.7mmol 100mmol - - r= 3.7mmol 11.1mmol 3.7mmol 5.55mm0l
s= - 88.9mmol 3.7mmol 5.55mmol
v= n x STP
=5.55 x 22.4
=0.124 L (Al 0.1gr)
n Al = 0.2/2.7= 7.4
2Al(s) + 6H2O → 2Al (OH)3
+ 3H2(g)
m= 7,4mmol 100mmol - -
r= 7.4mmol 22.2mmol 7.4mmol 11.1mm0l
s= - 77.8mmol 7.4mmol 11.1mmol
v= n x STP
=11.1 x 22.4
=0.248 L (Al 0.2 gr)3n Al = 0.4/2.7= 14.8mol
2Al(s) + 6H2O → 2Al (OH)3
+ 3H2(g)
m= 14.8mmol 100mmol - -
r= 14.8mmol 44.4mmol 14.8mmol 22.2mm0l
s= - 55.6mmol 14.8mmol 22.2mmol
v= n x STP
=22.2 x 22.4
=0.497 L (Al 0.4gr)nAl = 0,8/2.7= 29.6mm0l
2Al(s) + 6H2O → 2Al (OH)3
+ 3H2(g)
m= 29.6mmol 100mmol - -
r= 29.6mmol 88.8mmol 29.6mmol 44.4mm0l
s= - 11.2mmol 29.6mmol 44.4mmol
v= n x STP
=44.4 x 22.4
=0.994 L (Al 0.8gr)
Volume gas hidrogen pada percobaan
1.
– K = 2
19.2 = 2
r = 3.054 cm
- V = 4/33
= 119.36 mL
= 0.119 L
2.
- K = 2
21 = 2
r = 3.341 cm
- V = 4/33
= 156.26 mL
= 0.156 L
3.
– K
= 2
28.6 = 2
r = 4.55 cm
- V = 4/33
= 394.73 mL
= 0. 394 L
4.
–
K = 2
37.5
= 2
r = 5.966 cm
- V = 4/33
= 889.8 mL
= 0.889 L
Kesalahan literatur
1.
|0.124 - 0.119/0.124| x 100% = 4%
2.
|0.248 – 0.156/0.248| x 100% = 37%
3.
|0.497 - 0.394/0.497| x 100% = 20%
4.
|0.994 – 0.889/0.994| x 100% = 10%
-
VI. PEMBAHASAN
Ketika sepotong aluminium foil
dicelupkan ke dalam larutan natrium hidroksida, terbentuk gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Gas inilah
yang dinamakan gas hidrogen. Hal ini terjadi karena logam aluminium yang
bersifat amfoter. Mengapa dikatakan amfoter? Suatu zat bersifat amfoter berarti
zat tersebut dapat bersifat asam saat direaksikan dengan basa kuat, misalnya
NaOH. Dapat bersifat basa apabila zat tersebut direaksikan dengan asam kuat,
contohnya asam khlorida, HCl. Reaksi antara asam dengan basa inilah yang
menyebabkan adanya gas, yaitu gas hidrogen. Selain itu. Reaksi logam dengan
asam akan menghasilkan garam dan hidrogen. Persamaan reaksinya adalah :
2Al(s) + 6H2O → 2Al (OH)3
+ 3H2(g)
Partikel-partikel
gas hidrogen melayang-layang sehingga menimbulkan adanya tumbukan antara
partikel gas hidrogen dan dinding balon. Tumbukan ini mengakibatkan adanya
dorongan yang kemudian menghasilkan tekanan. Partikel-partikel ini menyebar ke
segala arah, menekan dinding balon menyebabkan gas tersebut mengisi semua ruang
dalam balon sehingga balon dapat mengembang. Mengembangnya balon membuktikan
adanya gas sebagai hasil reaksi.
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan, jumlah massa alumunium berpengaruh terhadap
lamanya reaksi, besarnya tekanan dan produksi gas hidrogen. Hal ini dapat
diamati dari balon yang terbentuk. Volume
dan tekanan gas meningkat seiring dengan bertambahnya massa dari alumunium foil.
Dari hasil pengamatan, keliling balon dari
reaksi 0.1 g alumunium foil dengan 50 ml
NaOH 1 M adalah 19.2 cm. Jika dibandingkan dengan massa alumunium foil 0.2 g;
0.4 g; 0.8 g secara berturut-turut adalah 21 cm; 37.5 cm; 28.6 cm. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin besar keliling balon, semakin besar pula volume gas
yang dihasilkan. Yaitu, 119.36L; 156.26 L; 394.73 L; dan 889.8 L secara
berurutan dari 0.1 g hingga 0.8 g.
Reaksi antara aluminium dengan NaOH merupakan jenis reaksi eksoterm. Hal
ini dapat dibuktikan dengan memegang erlenmeyer yang terasa panas pada saat
terjadinya reaksi jika dibandingkan dengan sebelum bereaksi.
Adanya ledakan
pada balon yang diuji dengan api membuktikan bahwa gas tersebut adalah gas
hidrogen, karena sifatnya sangat mudah terbakar dan akan terbakar
pada konsentrasi serendah 4% H2 di udara bebas. Hidrogen terbakar
menurut persamaan kimia:
2 H2(g)
+ O2(g) → 2 H2O(l)
Ketika dicampur dengan oksigen dalam berbagai
perbandingan, hidrogen meledak seketika disulut dengan api.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
– Gas hidrogen dapat dihasilkan dari
reaksi alumunium dengan NaOH
– Semakin besar massa alumunium foil
yang digunakan, semakin besar volume gas yang dihasilkan
– Volume gas hidrogen optimum adalah
889.8 L dari 0.8 g alumunium foil
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Wilkinson, dan cotton. 2013. Kimia Organik Dasar. Jakarta : Penerbit
UI Press
http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen diakses pada tanggal 18 september
2013 pukul 22.00
IX. LAMPIRAN
Balon yang berisi gas gas hidrogen
dari reaksi alumunium foil dengan massa yang bervariasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar